Rabu, 02 April 2008

Pengalaman aza

Jalan kehidupan anak cucu Adam memang tidak selamanya mulus dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Siapapun itu dan apapun profesinya, pastilah memiliki kegoncangan batin yang pernah dialaminya. Begitupun dengan saya pribadi, sebagai manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, saya punya buaaaanyak cerita yang salah satunya akan saya tuangkan diblog ini…….!!!!

Fatamorgana dunia banyak memperdaya manusia untuk terus berjuang mendapatkan kesuksesan dalam hidup, maju, maju dan terus maju mencukupi kebutuhan hidup. Entah bagaimanapun cara itu harus ditempuh untuk mencapai sukses. Dengan cara halal bahkan harampun mungkin bias dikerjakan asal tetap bisa meraup banyak kekayaan dunia. Si sukses yang sudah kaya kian bertambah, senantiasa sombong dan pelit. Mereka lupa dengan asal keberadaan mereka. Mereka mengacuhkan orang yang tidak punya, menganggap rendah dan buruk orang-orang yang tidak sederajat dengan mereka.

Sedangkan mereka orang-orang yang tidak punya, tetap tidak punya dan terus seperti itu. Mereka melakukan pekerjaan apapun yang bisa menghasilkan uang untuk sekedar sesuap nasi agar tetap bisa bertahan hidup. Menjadi pembantu rumah tangga, mangais barang-barang bekas bahkan mengamen dan mengemispun pun mereka lakukan untuk bisa makan.

Dan ternyata orang-orang seperti inipun masih banyak saya jumpai di kampung halaman saya. Banyak dari mereka yang saya lihat mempertaruhkan masa sekolah anak-anaknya karena kekurangan biaya. Merasa tidak sanggup membiayai kelanjutan sekolah anaknya, hingga terpaksa si anak pun putus sekolah. Lebih parahnya lagi si orang tua menyuruh anaknya mencari rizki dengan mengamen. Dan hal ini banyak saya jumpai pula di setiap pangkalan jalan. Orang tua yang sudah sangat renta terpaksa menjatuhkan harga diri mereka hanya demi sesuap nasi saja. Selain itu, pedagang asongan dan para pengamen jalanan yang tidak bisa diprediksikan lagi berapa jumlahnya, juga berjuang untuk tetap bisa makan. Terkadang saya mengeluh pada sang Kholiq, kenapa Dia membiarkan penderitaan mereka terus berkepanjangan, kenapa Dia membiarkan yang kaya terus kaya dan yang miskin tetap miskin dan terpuruk. Saya sering mencari keadilan dari-Nya, dimana letak kesalahan mereka hingga Dia menghukum mereka dalam kehinaan yang terus-menerus….??? Di mana letak Ar-Rahman Allah yang janji-Nya diberikan pada siapapun…??? Namun ternyata Allah punya banyak rahasia yang tidak pernah bisa diketahui makhluq-Nya. Waktu itu saya sangat buruk sangka pada Allah. Tapi, setelah itu Allah memberikan saya peringatan untuk tetap berbaik sangka pada-Nya, karena ternyata Allah menunjukkan karunia dan sayang-Nya pada saya (ampuni aku yaaa Allah….).

Setiap kali melihat mereka di sepanjang jalan batin saya sakit dan sedih. Ingin rasanya menolong mereka keluar dari penderitaan hidup, memberi sedikit kelayakan dan kebahagiaan bagi mereka dalam hidupnya, membantu meringankan kesedihan hati mereka, menanggung biaya hidup mereka bahkan membantu menghilangkan penderitaan mereka selama ini agar tidak akan pernah lagi ada air mata yang mereka teteskan. Tapi apa kenyataannya, saya tidak bisa melakukan apapun untuk membantu mereka. Sebab kehidupan saya pun sangat pas-pasan. Masih dibiayai oleh orang tua. Di sinilah ketidakmampuan saya dan di sinilah keterbatasan saya. Banyak keinginan untuk membantu mereka namun belum mampu. Saat duduk di bangku tsanawiyah, saya pernah punya cita-cita memiliki sebuah yayasan tempat menampung anak yatim piatu dan orang tidak mampu. Dan ingin sekali mewujudkannya. Namun, berbalik pada diri saya lagi yang seperti ini. Seolah tidak mensyukuri apa yang telah Allah beri. Kemalasan dalam belajar dan tidak ketidakseriusan yang membuat saya terpuruk saat ini. Mungkinkah saya mampu mewujudkannya…….?????

Tidak ada komentar: